Mohammad Natsir Sebagai Mentri Penerangan Indonesia
- 08 May 2022
Ketika Natsir menjadi anggota BP-KNIP, dia berkantor dan bersidang di gedung yang sekarang menjadi kantor pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jalan Cilacap Jakarta. Gedung itu juga menjadi pusat kegiatan pemerintah Republik Indonesia sejak Sutan Syahrir menjabat sebagai Perdana Menteri. Di situ pula kantor Kabinet Syahrir, termasuk Kementerian Penerangan yang saat itu dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin.
Untuk mengefektifkan tugas dan fungsi Kementerian Penerangan, yang dirangkap oleh Amir Syarifudin, maka Perdana Menteri Sutan Syahrir meminta Natsir untuk menjadi Menteri Penerangan. Natsir menjabat Menteri Penerangan RI sejak 3 Januari 1946-12 Maret 1946 pada Kabinet Syahrir I, dilanjutkan pada Kabinet Syahrir II (12 Maret 1946-2 Oktober 1946) dan Kabinet Syahrir III (2 Oktober 1946-3 Juli 1947), diteruskan pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948-4 Agustus 1949).4 Jadi, Natsir menjabat Menteri Penerangan RI dalam empat kabinet yang berbeda pada masa yang sangat menentukan hidup matinya Republik yang masih sangat muda. Hal itu juga berarti Natsir “lebih” dari Harmoko yang telah dianggap istimewa dengan menjabat Menteri Penerangan dalam tiga Kabinet Pembangunannya Soeharto (Kabinet Pembangunan IV-VI).
Mengenai latar belakang ditunjuknya Natsir sebagai Menteri Penerangan, menurut Ridwan Saidi adalah, “karena Syahrir memerlukan dukungan umat Islam untuk kabinetnya dan Natsir dipandang cakap untuk menyosialisasikan kebijaksanaan pemerintah RI”. Soekarno yang pernah menjadi lawan polemiknya pada 1930-an, sama sekali tidak keberatan atas gagasan Syahrir itu. “He is the man” (Dialah orangnya yang tepat), kata Bung Karno kepada Syahrir. Sejak itulah, Natsir menjadi “dekat” dengan Soekarno. Bahkan menurut pengakuan Natsir sendiri, “sulit mencari orang yang lebih rapat dengan Bung Karno di antara para menteri, kecuali saya sebagai Menteri Penerangan”. Natsir hanya beberapa hari menjalankan tugasnya selaku Menpen di Jakarta, lalu pindah ke Yogyakarta ketika Ibu Kota RI dipindahkan ke sana pada Januari 1946. Di Yogya itulah, Natsir dapat mencurahkan pikiran untuk membentuk Kementerian Penerangan dengan lebih baik di kantornya yang berlokasi di Jalan Kali Code, di samping tetap menjalankan tugas sebagai Sekretaris Sekolah Tinggi Islam (STI) yang juga ikut pindah ke Yogyakarta.
Sumber Bacaan Buku Mohammaad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia Karya M.Dzulfikriddin